Liputan6.com, Jakarta ( sumber ) : Meski sudah kembali menguat,
rupiah sempat membuat kaget pelaku pasar setelah tembus ke level 12
ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Menteri Keuangan Chatib Basri
membeberkan anjloknya nilai tukar rupiah tersebut dipicu oleh dua faktor
utama.
Kedua faktor tersebut adalah merosotnya jumlah
pengangguran di AS serta meningkatnya kebutuhan valuta asing (Valas)
dari para importir.
"Faktor eksternalnya karena angka jobless
lebih bagus dari apa yang diperkirakan sehingga beberapa mata uang,
termasuk rupee, bath dan peso ikut melemah kemarin," tutur dia di
kantornya, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Dari faktor eksternal,
Chatib menyatakan kebutuhan Valas domestik yang melambung dengan tingkat
permintaan mencapai US$ 6,3 miliar membuat laju rupiah makin terpuruk.
"Biasanya akhir tahun orang kan
bayar utang-utangnya, bayar kebutuhan impornya karena mungkin impornya
sudah datang duluan. Itu yang mendorong pelemahan rupiah kemarin,"
tuturnya.
Pemerintah yakin, kebijakan moneter dari Bank Indonesia
(BI) akan menjaga pergerakan rupiah agar tidak menimbulkan gejolak
tinggi. Pengawasan bank sentral ini diyakini bakal memicu kepercayaan
diri pelaku pasar pada laju mata uang nasional tersebut.
"Kemarin sore dan tadi pagi, sudah menguat di bawah Rp 12 ribu, itu berarti depresiasi juga mulai menurun," tandasnya.
Meski
tak menyebut sentimen positif yang mampu mengangkat rupiah sedikit
membaik, Chatib bilang, BI memberikan perhatian besar pada upayanya
menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Ekspektasi pelaku pasar
juga muncul dari laporan data-data makro ekonomi terbaru yang akan
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar