TEMPO.CO, Bandung : Kawasan Kiaracondong, tepatnya daerah Kebon Jayanti,
Bandung, hampir sebagian besar masyarakat di wilayah ini berprofesi
sebagai perajin keramik. Sentra kerajinan keramik Kiaracondong merupakan
pusat kerajinan keramik terbesar di Kota Bandung.
Dalam proses pembangunan, keramik justru menjadi bagian penting dalam
memperindah suatu bangunan. Pada masa penjajahan Belanda, Bandung mulai
dibangun pada tahun 1920-an dan keramik-keramik tersebut digunakan dalam
pembangunan di berbagai fasilitas kota.
Hingga saat ini keramik berkembang menjadi karya seni berupa vas bunga, guci, dan berbagai souvenir keramik untuk beragam event.
Kenaikan harga bahan bakar menjadi menyebab berkurangnya pasokan
produksi keramik, seperti di sentra keramik di Kebon Jayanti produsennya
kini mulai berkurang.
Oma Rukman, seorang perajin keramik yang masih bertahan mengungkapkan
bahwa salah satu faktor berkurangnya perajin keramik disana adalah
program konversi minyak tanah ke gas oleh pemerintah.
Meski jumlahnya tak banyak lagi seperti tahun 80-an, pengrajin keramik
Kiaracondong masih memperlihatkan eksistensinya di Kota Bandung bahkan
tingkat nasional. Penjualan keramik tersebut hingga ke sejumlah daerah
seperti Kalimantan, Sumatera, Papua dan Sulawesi, bahkan merambah ke
beberapa negara Eropa dan Amerika.
Videografer : Dicky Zulfikar Nawazaki
Editor : Dwi Oktaviane
sumber : tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar